Memahami Ucapan Ahok Terkait Al-maidah : 51
Point yang kita bahas terdapat pada ucapan #Ahok (kurang lebih seperti ini) : "Dibohongin pake Al-maidah 51"
Ucapan tersebut sama dengan perkataan "Dibunuh pake golok"
Dibunuh : predikat
golok : keterangan alat
Jadi...
Dibohongin : predikat
Al-maidah 51 : keterangan alat
Subjeknya disembunyikan. Dalam Gramer arab (nahwu) disebut naibul fa'il. Karena Al-Maidah 51 menjadi keterangan alat, maka kita meski melihat tafsir ayat tersebut.
Terjadi salah kaprah dikalangan awam. Mereka menyebut terjemahan sebagai tafsir. Maka -di sini- saya tegaskan 'tafsir'; bukan 'terjemahan'.
Kalo kita merujuk ke asbab nuzul, maka kata auliya' dalam al-maidah : 51 tidak bisa diterjemahkan menjadi pemimpin. Yang tepat adalah penolong.
Namun kalo kita merujuk pada kaidah; al-ibroh bi umumil lafzhi labi hususis sabab (yg di anggap adalah keumuman lafal bukan kehususan sebab) maka kata auliya' bisa dimaknai sebagai pemimpin.
Silahkan cek dikamus bahasa arab seperti Mu'jam Al-Wasit atau Al-Muhith. Kata 'Auliya' bentuk madinya, wali ( ولى ). Makna wali menurut kamus al-muhith, sbb:
والوَلِيُّ : الاسمُ منه والمُحِبُّ
والصَّدِيقُ والنَّصيرُ .
ووَلِيَ الشيءَ و عليه وِلايَةً وَوَلايَةً
أَو هي المَصْدَرُ وبالكسر : الخُطَّةُ والا مارَةُ والسُّلطانُ
Wali berarti: Kekasih, Teman, penolong, pemerintah, sultan.
Jadi 'Auliya' bisa diartikan sebagai penolong dan juga bisa diartikan sebagai pemerintah. Ini alasan mengapa terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama terkait tafsir al-maidah 51.
Umat Islam telah paham menghadapi persoalan seperti ini. Saat terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama, mereka bebas memilih dengan masih saling menghormati sekalipun masih saja ada orang yg fanatik.
Anggap saja orang yg fanatik itu adalah orang bodoh yg tidak perlu diperhatikan.
Kembali ke ucapan Ahok. "Dibohongin pake Al-maidah 51"
Entah siapa yg dia maksud, namun yang jelas ucapannya memberi pengertian bahwa orang yg memaknai kata auliya dalam al-maidah 51 sebagai pemimpin berarti orang tersebut pembohong.
Setelah kita mengetahui makna 'auliya', sekarang katakan; siapa yg berbohong? Ahok atau Ulama?
Ahok jelas bohong. Sebab kata 'auliya' disamping bermakna penolong, teman juga bermakna pemerintahan dan sultan.
Ketika ulama memaknai auliya sebagai penolong atau teman, mereka benar. Demikian juga ketika mereka memaknainya sebagai pemerintah atau sultan.
Sekalipun mereka berbeda pendapat namun mereka sama-sama benar; pendapat mereka sama-sama sesuai dengan makna kata auliya'.
Dan Ahok -dengan pernyataannya- "Dibohongin pake Al-maidah : 51" telah melecehkan Ulama.
Sebagai sempalan yang lahir dari tempat timbulnya fitnah (Najed-red) tentu tidak afdhol jika wahhabi tidak usil terhadap amaliyah umat islam. Salah satunya adalah masalah membuat redaksi sholawat . Menurut wahhabi, redaksi sholawat harus datang dari Rosululloh. Redaksi yang tidak datang dari beliau berarti sholawat bidah yang sesat. Ustadz Achmad Rofi’i, Lc. MM.Pd , d alam artikel berjudul Sholawat Yang Bukan Sholawat mengatakan: “Sholawat yang kita pelajari adalah bukan wewenang kita untuk mengarang-ngarang sendiri Redaksi / Kalimat Sholawat tersebut, melainkan itu merupakan wewenang Rosuulullooh” Kontan mereka menyesatkan umat islam yang membaca sholawat badar, tibbil qulub, nariyah dan lain-lain yang rdaksinya disusun oleh ulama ahlu sunah waljamaah. Salah satu situs milik wahhabi akhwat.web.id pada 28- 2- 2008 merilis artikel berjudul Shalawat-Shalawat Bidah. Dalam artikel itu, wahhabi mencatat bebarapa sholawat yang mereka sebut bidah...
Comments
Post a Comment