Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Ibadah

Wudu Dengan Air Sedikit

Diskripsi Masalah Berwudhu Dengan Air Sedikit Pak Ali adalah seorang takmir masjid yang alim, dia membangun dua jeding kulah di samping masjid tersebut, jeding A untuk laki-laki dan B untuk perempuan, yang mana jeding A dan B berjarak kurang lebih 1 meter. Untuk memudahkan pengaliran air, pak Ali menghubungkan kedua jeding tersebut dengan peralon seukuran seruling. Pada suatu ketika kedua jeding tersebut airnya berkurang, semula berisi lebih dari 5 kulah, sekarang menjadi 1 kulah per jeding/ kurang dua kulah perjeding. Pertanyaan 1.     Bolehkah wudlu dengan air sedikit tersebut ? 2.     Bila salah satu berubah, bolehkah berwudhu pada yang berubah ? Jawaban 1.     Diperbolehkan dan sah, apabila kedua bak air tersebut dihukumi muttasil , ada dua kullah serta tidak berubah disebabkan mukhalith yang tidak lazim bertempat di air atau berubah sebab najis. 2.     Diperbolehkan namun dengan niat ightiraf atau Inghimas apabila kedua bak dihukumi munfasil, se

Zakat Kepada Organisasi Sosial

Bagaimana hukumnya zakat yang ditasyarufkan kepada masjid, madrasah, panti asuhan, yayasan-yayasan sosial, keagamaan dan lain-lain. Sebagaimana yang berlaku ditengah masyarakat umum? Jawaban Memberikan zakat kepada masjid, madrasah, panti asuhan, yayasan-yayasan sosial, keagamaan dan lain-lain tidak boleh. Akan tetapi ada pendapat Imam Qofal menukil dari sebagian ahli fiqih, zakat boleh ditasarufkan kepada sektor-sektor tersebut diatas, atas nama sabilillah. Dasar Pengambilan Dalil Bughyatu al-murtasyidin: 106 لايستحق المسجد شيئا من الزكاة مطلقا، إذلايجوز صرفها إلا لحر مسلم، ومثله مافى المزان الكبرى فى الجزء الثانى من باب قسم الصدقات، وعبارته: إتفق الأئمة الأربعة على أنه لايجوز أخراج الزكاة لبناء مسجد أوتكفين ميت . Masjid tidak berhak sedikit pun secara mutlak mengambil bagian zakat, karena tidak boleh mentasarufkan zakat kecuali pada orang yang merdeka yang muslim, begitu juga yang ada dalam kitab Mizan Kubro. Tafsir munir, I: 344 ونقل القفال من بعض

Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Kalau ulama aswaja/NU telah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar apakah ulama yang bukan aswaja sudah terlepas dari kewajiban fardlu kifayah amar ma’ruf nahi munkar dan sebaliknya? Jawaban Sudah terlepas dari kewajiban fardlu kifayah amar ma’ruf nahi munkar, selama amar ma’ruf nahi munkar dilakukan sesuai dengan aturannya. Dasar Pengambilan Dalil Ahkamu Fuqoha: 11/105 soal no 241 إن كان هناك من يكفيهم للأمر بالمعروف والنهى عن المنكر فلا حرج عليهم السكوت ولزوم البيوت ، وإلايحرم عليهم ذلك، وأما الانتساب إلى إحدى الجمعيات الإسلامية فهو أفضل، بل قد يجب كماإذاتيقن أوظن أنه لايؤدى إلى حفظ دينه وصونه عمايفسده إلابالإنتساب اليها اخذا لمافى الدعوة التامة والإحياء. ونصبه: وواجب على كل ففيه فرغ من فرض عينه وتفرغ لفرض الكفاية إلى من يجاور بلده من أهل السواد ومن العرب والأكراد وغيرهم ويعلمهم دينهم وفرائض شرعهم. إلى ان قال: فإن قام بهذا الأمر واحد سقط الحرج عن الآخرين والا عم الحرج الكافة أجمعين أماالعالم فلتقصيره فى الخروج ، أما الجاهل فلتقصيره ترك التعلم. الخ ... اعلم أن كل

Pujian Sebelum Sholat Fardhu

Sebenarnya artikel ini telah saya tulis setahun yang lalu. Saya menulisnya karena ada teman yang meminta penjelasan  Pujian Sebelum Sholat Fardlu sebagaimana yang biasa dilakukan oleh umat islam di Indonesia yang oleh wahhabi disebut sebagai bidah sesat. Pujian Sebelum Sholat Fardlu  adalah membaca sholawat dengan bentuk syair. Terkadang disertai dengan syair-syair berbahasa jawa yang subtansinya berupa pujian kepada Rosululloh, atau nasehat atau do’a. Biasanya pujian dilakukan antara adzan dan iqomat. Tepatnya setelah sholat sunah qobliyah. Tujuannya adalah untuk menanti kedatangan Imam dan jama’ah lainnya. Maka dari itu, pujian hanya dilakukan ketika Imam belum datang. Jika Imam sudah datang, maka tidak ada pujian. Jadi Pujian Sebelum Sholat Fardlu   bertujuan untuk menunggu Imam dan jama’ah lainnya dengan bersholawat yang bentuknya berupa syair. Oleh karena itu artikel ini akan menjawab tiga pertanyaan terkait tujuan dari Pujian sebelum sholat fardhu; Bagaimana

Menulis Al-Quran Dengan Huruf Latin

Dalam setiap penulisan surat maupun dalam lembaran surat kabar sering kita menemukan tulisan Asmaul muadzom dalam huruf 'ajami (latin). Ironisnya hal tersebut sering kita lihat berserakan di tempat-tempat yang tidak layak. Tentunya sebagai insan pesantren kita harus merespon persoalan ini.  Pertanyaan Apakah tulisan tersebut Masih dihukumi Asmaul Muadzom ketika ditulis dengan huruf latin ?  Jika masih dihukumi Asmaul Muazdom, siapakah yang patut disalahkan atas kejadian tersebut ? Jawaban Untuk Asma' Muadzom yang berupa Al-Qur'an dan ditulis dengan huruf latin, tetap dihukumi mushhaf atau Asmaul Muadzam menurut Imam Romly. Sedangkan untuk selain Al-Qur'an, belum terbahas. (فائدة) سئل الشهاب الرملي هل تحرم كتابة القرآن العزيز بالقلم الهندي أو غيره فأجاب بأنه لا يحرم لأنها دالة على لفظه العزيز وليس فيها تغيير له بخلاف ترجمته بغير العربية لأن فيها تغييرا وعبارة الإتقان للسيوطي هل يحرم كتابته بقلم غير العربي قال الزركشي لم أر فيه كلاما لأحد من العلماء و

Anggota Sujud

Dalam kitab safinah dijelaskan tentang tujuh anggota sujud yaitu ; dahi, telapak tangan, kedua lutut dan jari-jari kedua kaki yang dalam. Apakah seluruh telapak tangan yg menyentuh tempat sujud ataukah boleh sebagian saja?? Kalau memang seluruh telapak tangan yg menyentuh tempat sujud, bagaimana d en g an tangan y an g memakai CINCIN terutama cincin yg IKATAN bawahnya tebal seperti di plaster atau diberi ganjelan lainya hingga mencapai 5 mm ? Mohon di sertai ibrah dan refrensinya . Jawab: Membuka telapak tangan ketika sujud hukumnya sunnah , sehingga di makruhkan menutup kedua telapak tangan ketika sujud sekalipun hanya berupa cincin atau yang lainnya. ويسنّ كشف اليدين والرجلين أي في حق الرجل إذ المرأة يجب عليها ستر قدميها ، ويكره كشف كفيها كما يؤخذ من علة كشف الركبتين Artinya: Disunahkan membuka kedua tangan dan kaki bagi laki-laki. Dan bagi perempuan wajib menutupi kedua telapak kakinya. Di makruhkan membuka dua telapak tangan sebagaimana diambil dari alasan

Hukum Membaca Doa Kunut

Permasalah Hukum Membaca Doa Kunut Mayoritas masyarakat muslim Indonesia saat sholat subuh selalu membaca doa kunut setelah i’tidal. Sementara itu ada sebagian umat islam yang tidak melakukannya. Fenomena ini tentu melahirkan pertanyaan, bagaimana hukum kunut yang sebenarnya? Jawab: Seluruh ulama sepakat atas di syariatkannya kunut. Hanya saja mereka berbeda pendapat dalam menentukan tempat dan waktunya. Madzhab Maliki dan Madzhab Syafii berpendapat bahwa kunut dilakukan dalam sholat subuh. Tetapi mereka berbeda pendapat dalam menentukan tempatnya. Menurut madzhab Maliki, tempat kunut adalah sebelum ruku’. Sedangkan menurut madzhab Syafi’i, tempat kunut adalah sebelum sujud. Madzhab Hanafi dan madzhab Hanbali berpendapat bahwa kunut itu dilakukan dalam sholat witir. Tetapi mereka berbeda pendapat dalam menentukan tempatnya. Menurut madzhab Hanafi tempat kunut adalah sebelum ruku’. Sedangkan menurut madzhab hanbali tempat kunut adalah sebelum sujud. {Kitabul Fiqih