Malam Lailatul Qodar:
Tanda-Tanda dan Kapan Terjadinya,- Di bulan yang dipenuhi dengan keutamaan
ini, terdapat satu malam yang biasa kita sebut sebagai lailatul qodar. Al-Quran
menyebutnya sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Saat itu para
malaikat dan malaikat jibril turun untuk mengatur semua urusan.
Malam Lailatul Qodar Menurut Al-Quran dan Hadits
Al-Qodar 3-5, artinya: “Malam Kemuliaan itu lebih baik dari pada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan ruh (malaikat Jibril), dengan izin Alloh untuk mengatur semua urusan.”
Tidak
hanya Al-Quran yang membicarakan masalah ini, melainkan juga Hadits. Banyak sekali
hadits yang membicarakan keutamaan lailatul qodar. Diantaranya adalah
hadits-hadits berikut:
Dari
Anas Ra, dia berkata: “Ketika Ramadan masuk, maka Rosululloh SAW bersabda: sesungguhnya
bulan ini telah datang kepadamu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik
dari seribu bulan.” (HR. Ibn Majjah)
Dari
Anas Ra, dia berkata, “Rosululloh SAW telah bersabda: “Apabila telah datang
lailatul qodar maka jibril bersama sekumpulan malaikat memohon rahmat atas tiap
hamba yang sholat atau mengingat Alloh”. (HR. Baihaqi)
Kapan Terjadinya Lailatul Qodar
Terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama mengenai kapan
terjadinya lailatul qodar. Hal ini dikarenakan perbedaan riwayat yang mereka
terima.
Salah satunya adalah riwayat dari Sayyidah Aisyah Rha. Beliau
berkata: Rosululloh SAW bersabda: Carilah lailatul qodar pada tanggal ganjil pada sepuluh akhir bulan
Ramadan. (HR. Bukhori)
Dari hadits ini, sebagian ulama’ berpendapat bahwa lailatul qodar
terjadi pada malam ke 21, 23, 25, 27 dan 29.
Berbeda dengan Ibn Hazm. Menurutnya
kalimat Asyr (sepuluh akhir) yang digunakan dalam hadits maksudnya adalah 10.
Jadi perhitungan di atas benar apabila
dalam satu bulan berjumlah 30 hari. Tetapi jika dalam satu bulan hanya
berjumlah 29 hari, maka sepuluh hari yang terakhir dimulai pada malam yang ke
20. Dengan demikian malam ganjilnya adalah
pada malam ke 20, 22, 24, dan 28.
Menurut jumhur ulama, lailatul qodar terjadi pada malam ke 27
bulan Ramadan.
Abu Yazid Al-Busthomi mengatakan bahwa
ia telah menemui lailatul qodar dua kali seumur hidupnya. Keduanya itu terjadi
pada tanggal 27 Ramadan.
Abu Hasan Assadzili menegaskan, jika
malam 27 itu jatuh pada malam jum’at maka dapat dipastikan bahwa malam itulah
lailatul qodar. (Himpunan Fadilah Amal, hlm 739)
Dalam menentukan kapan terjadinya
malam lailatul qodar, Imam Ghozali melihat hari-hari yang menjadi permulaan
Ramadan.
- Jika Ramadan bermula pada hari ahad, maka lailatul qodar jatuh pada malam ke 29 Ramadan.
- Jika bermula pada hari senin, maka jatuh pada malam ke 21.
- Jika bermula pada hari selasa, maka jatuh pada malam ke 27. Jika bermula pada hari rabu, maka jatuh pada malam ke 29.
- Jika bermula pada hari kamis, maka jatuh pada malam ke 25. Jika bermula pada hari jumat, maka jatuh pada malam ke 27.
- Jika bermula pada hari sabtu, maka jatuh pada malam ke 23. (I’anatuth Tholibin juz 2 hlm 257).
Tanda-Tanda Lailatul Qodar
Ibnu Abbas menyampaikan sebuah hadits dari
Nabi SAW yang menjelaskan ciri-ciri lailatul qodar, yaitu malam yang penuh
kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas juga tidak begitu dingin. Pada pagi
hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan Nampak kemerah-merahan.
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Al-Baihaqi
dalam kitab Syu’abul Iman No. 3693, Ibnu Khuzaimah dalam Shohihnya No. 2192,
Athoyalisi dalam musnadnya No. 2680, Abu Nu’aim Akhbar Ashbahan No. 40102.
Dalam mengomentari status hadits
tersebut, terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama. Sebagian mengatakan
hadits itu do’if dan sebagian mengatakan shohih. Meski demikian, tidak ada
salahnya jika kita mengamalkannya.
Imam Iroqi dalam Al-fiyah
Ushul Hadits mengatakan: jika ada ulama yang telah menshohihkan sebuah hadits,
maka bagi orang yang menukilnya boleh mengatakan hadits ini shohih. Lebih dari itu, ulama ushul hadits
sepakat bahwa hadits do’if boleh diamalkan jika membicarakan masalah fadoil a’mal.
Apapun itu, yang jelas kita hanya ingin mendapatkan keutamaan
lailatul qodar. Tentunya ini tidak akan kita dapatkan secara geratis. Ada
amalan-amalan yang perlu kita lakukan untuk mendapatkan berkah lailatul qodar.
Apa saja sih amalan-amalan itu.
Amalan yang Perlu Dilakukan
Ada beberapa amalan yang perlu
dilakukan untuk menyambut lailatul qodar, yakni, I’tikaf, sholat sunah, membaca
quran, dan berzikir.
Abu Sa’id Al-Khudri Ra melaporkan bahwa
Rosululloh SAW beri’tikaf pada sepuluh malam pertama dalam bulan Ramadan.
(Mutafaq ‘Alaih).
Dari Ubadah bin Shomit, Rosululloh SAW
bersabda: Barang siapa mendirikan sholat pada malam itu, maka akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Ahmad)
Dari Sayyidah Aisyah Rha, beliau
berkata: aku bertanya, ya Rosulalloh, bagaimana pendapat anda jika aku menemukan
lailatul qodar? Apa yang harus aku ucapkan? Beliau menjawab: ucapkanlah
Allohumma innaka ‘afuwwun karim, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anna. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majjah)
Para pendahulu kita begitu antusias dalam
menyambut lailatul qodar. Sebagai contoh adalah Sahabat Umar Ra. Setelah
menunaikan sholat isya’, beliau akan pulang ke rumahnya dan akan terus sibuk
mengerjakan sholat sepanjang malam hingga shubuh.
Hal yang serupa juga
dilakukan oleh Sahabat Utsman Ra. Dalam setiap rokaatnya beliau menghatamkan
seluruh Al-Quran.
Imam Ghozali dalam kitab Ihya’
Ulumiddin telah menulis sebuah riwayat mutawatir dari Abu Tolib Makki bahwa ada
40 orang tabi’in yang melakukan sholat shubuh dengan wudu shalat Isya’. Dengan
kata lain, mereka sama sekali tidak tidur.
Sufyan Ats-Tsauri berkata: Pada malam
tersebut sebaiknya menyibukkan diri dengan berdoa. Ibnu Rajab menambahkan: Hendaklah
jangan hanya berdoa saja, tetapi lebih baik mengerjakan semua macam ibadah
seperti membaca Al-Quran, sholat, doa, dan lain-lain.
Kesimpulan
Walhasil, lailatul
qodar merupakan malam yang dipenuhi dengan rahmat dan berkah. Ia lebih baik
dari pada seribu bulan.
Meskipun terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama
mengenai kapan terjadinya, namun setidaknya kita memiliki gambaran bahwasannya
lailatul qodar terjadi pada malam ganjil pada sepuluh akhir bulan Ramadan.
Menurut jumhur ulama malam ganjil itu adalah tanggal 27 ramadan.
Kita juga
memiliki gambaran tentang ciri-ciri malam itu, yaitu malam yang tidak begitu panas
juga tidak begitu dingin. Pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah
dan Nampak kemerah-merahan.
Dan yang terpenting adalah kita memiliki gambaran
mengenai amalan yang perlu kita lakukan guna menyambut malam tersebut, yakni I’tikaf,
sholat sunah, membaca Al-Quran, dan berzikir.
Semoga dengan melakukan amalan-amalan tersebut kita mendapatkan
limpahan rahmat dan berkah lailatul qodar, diampuni segala dosa kita,
dipermudah segala urusan kita, baik di dunia maupun di akhirat, amin.
Demikianlah Malam Lailatul
Qodar: Tanda-Tanda dan Kapan Terjadinya. Semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment