Nabi Muhammad Memperingati Maulid Beliau
Pertanyaan yang sering diajukan oleh wahhabi
dalam usaha memerangi maulid nabi adalah mana dalil shohih peringatan maulid nabi yang
sebenarnya jawaban untuk pertanyaan itu telah ada sejak berabad-abad lalu
bersamaan dengan munculnya pertanyaan itu.
Tapi entah karena terlalu gaptek atau
pura-pura dungu, wahhabi masih saja menanyakan pertanyaan itu. Atau bisa jadi
mereka benar-benar dungu. Saya telah mengumpulkan beberapa dalil peringatn
maulid nabi. Bagi anda yang berminat silahkan baca pada artikel Inilah Dalil Peringatan Maulid Nabi.
Dalam kesempatan ini saya akan membahas
tentang puasa yang dilakukan oleh nabi pada hari senin yang kemudian dijadikan
sebagai salah satu dalil peringatan maulid nabi.
Dulu sekali, ada sahabat yang bertanya kepada
Nabi tentang puasa hari senin. Nabi menjelaskan bahwa pada hari itu beliau
dilahirkan dan pada hari itu pula beliau mendapatkan wahyu.
عَنْ
أَبِى قَتَادَةَ الأَنْصَارِىِّ رضى الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الاِثْنَيْنِ فَقَالَ « فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَىَّ
».
Artinya: Dari Abi Qotadah Al-anshori bahwa
Rosulalloh SAW ditanya mengenai puasa hari senin, maka beliau menjawab : “dihari
senin aku dilahirkan dan diharisenin pula aku diberi wahyu.” { HR. Muslim 2807;
Nasa’i 2777; Jamiul Ushul Fi Ahaditsilr Rosul 4481; }
Sayyid Muhammad
Bin Alawi al maliki dalam kitab Haulal Ihtifal bil Maulid hal. 10 menjelaskan
: “Nabi memuliakan dan mengagungkan hari lahir beliau
dengan cara berpuasa pada hari itu. Ini (berpuasa) hampir semakna dengan
perayaan walaupun bentuknya berbeda. Yang jelas makna pemuliaan itu ada, apakah
dengan berpuasa atau dengan memberi makan atau dengan berkumpul-kumpul untuk
mengingat dan bersholawat kepada beliau dan lain-lainnya.”
Bantahan dan Tanggapan
Penjelasan Sayyid Muhammad dibantah oleh wahhabi. Salah satu
web wahhabi yang membantah argumen beliau adalah abuzuhry.com. Berikut bantahannya:
1. Nabi -Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi
wasallam- tidak berpuasa pada hari kelahiran beliau, yaitu tanggal 12 Rabi’ul
Awwal.”
Tanggapan:
Saya tidak tahu kalimat yang mana yang dibantah oleh
wahhabi. Apakah Sayyid Muhammad berkata Nabi berpuasa pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal? Sungguh Sayyid Muhammad
tidak berkata seperti itu. Sayyid Muhammad berkata: “Nabi memuliakan dan mengagungkan hari lahir beliau
dengan cara berpuasa pada hari itu.”
Adapun alasan mengapa hadits puasa dihari senin dijadikan
dalil peringatan maulid Nabi adalah karena dengan tegas Nabi memberikan alasan beliau
puasa hari senin yaitu karena pada hari itu beliau dilahirkan. Jadi penggunaan
hadits itu adalah untuk membuktikan bahwa Nabi memperingati hari kelahiran
beliau.
2. Nabi -Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi
wasallam- tidak mengkhususkan berpuasa hanya pada hari Senin saja akan tetapi
beliau juga berpuasa pada hari Kamis.
Tanggapan:
Lagi-lagi wahhabi memberi bantahan ngelantur. Apakah sayyid
Muhammad mengatakan Nabi mengkhususkan berpuasa hanya pada hari Senin? Sama sekali tidak pernah. Sayyid Muhammad juga
tidak mengingkari bahwa Nabi berpuasa pada hari kamis.
Sekali lagi saya tegaskan alasan mengapa hadits puasa
dihari senin dijadikan dalil peringatan maulid Nabi adalah karena dengan tegas
Nabi memberikan alasan karena pada hari senin beliau dilahirkan.
Pendalilan ini bukan untuk menunjukan bahwa beliau puasa
pada tanggal 12 Robiul awal atau menunjukan bahwa beliau menghususkan puasa
pada hari senin. Bukan... bukan seperti itu. Melainkan untuk menunjukan bahwa
Nabi memperingati hari kelahiran beliau.
Saya pernah berdialog dengan wahhabi terkait masalah ini.
Bantahan yang ia berikan tidak kalah ngawurnya.
Wahhabi berkata: menggunakan hadits puasa
hari senin sebagai dalil peringatan maulid nabi bertentangan dengan hadits dari
Abu Hurairah sebagai berikut:
“Amalan-amalan
disodorkan setiap hari Senin dan kamis, maka saya senang jika amalan saya
disodorkan sedang saya dalam keadaan berpuasa”. (HR. At-Tirmidzy no.
747 dan dishohihkan oleh Al-Albany dalam Al-Irwa` no. 949)
Tanggapan:
Saat wahhabi berkata seperti itu, saya baru sadar jika
saya sedang berdialog dengan orang dungu. (Maaf, saya terlalu jujur dalam
berkata). Bagaimana bisa itu disebut sebagai kontradiksi atau pertentangan?
Hadits Muslim 2807 menjelaskan puasa hari senin untuk
memperingati hari kelahiran nabi dan penurunan wahyu sementara Tirmidzy 747 menjelaskan puasa hari
senin dan kamis karena pada dua hari itu amalan diangkat.
Dua hadits ini memberi
pemahaman bahwa puasa hari senin memiliki tiga faidah; memperingati hari
kelahiran nabi, memperingati hari nabi mendapat wahyu pertamakali dan karena
amalan diangkat.
Dua hadits ini seperti
ayat-ayat quran yang menjelaskan faidah sholat. Dalam Thoha : 14 dijelaskan
tujuan sholat adalah untuk zikir. Dalam al-ankabut : 45 dijelaskan faidah sholat
adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar. Dua ayat ini menjelaskan
faidah sholat adalah untuk zikir serta mencegah perbuatan keji dan munkar.
Misalnya ada saya bilang:
“faidah sholat adalah untuk zikir. Dalilnya thoha : 14.” Apakah kalian akan
membantah ucapan orang itu dan berkata: “Dalil yang anda sebutkan bertentangan
dengan al-ankabut : 45”. Atau anda akan bilang : “Alloh tidak menghususkan
faidah sholat hanya untuk zikir tetapi juga untuk menghapus keburukan
sebagaimana yang dijelaskan dalam Hud : 114. Jadi menjadikan thoha : 14 sebagai
dalil bahwa faidah sholat adalah untuk zikir, adalah pendalilan yang salah.
Jika kalian bilang
seperti itu, maka ketahuilah bahwa kalian dungu. Mengapa? Sebab ketiga ayat itu
membicarakan faidah sholat. Jika ada seseorang yang menjadikan salah satunya
sebagai dalil faidah sholat, maka ini bukan kesalahan dalam menggunakan dalil
dan juga bukan berarti bahwa ia menolak faidah lainnya. Sebab memang thoha : 14
menjelaskan faidah sholat adalah untuk zikir.
Demikian pula dengan hadits
Muslim 2807 tentang puasa hari senin. Ketika ada orang yang menjadikannya
sebagai dalil peringatan maulid nabi, maka pendalilan ini bukan kesalahan, dan
juga bukan sebentuk penolakan terhadap hadits Tirmidzy 747, apalagi
disebut bertentangan. Mengapa demikian, sebab memang salah satu tujuan dari
puasa hari senin adalah untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Apakah kalian akan berkata bahwa Nabi tidak pernah
memperingati kelahiran beliau sedangkan hadits shohih dengan jelas menyebutkan alasan
nabi puasa hari senin adalah karena pada hari itu beliau dilahirkan. Jawab wahhai
wahhabiyuuun!!!
Comments
Post a Comment