Skip to main content

Apakah Sahabat Ka'ab Menyebarkan Aqidah Yahudi Sebagaimana Yang Dikatakan Oleh Abu Salafy?

Apakah Sahabat Ka'ab Menyebarkan Aqidah Yahudi Sebagaimana Yang Dikatakan Oleh Abu Salafy?,- Dalam sebuah artikel yang tujuannya untuk mengkritik akidah wahhabi, abu salafy menulis: "Dalam Akidah Salafi: Allah SWT Duduk Di Atas Arsy-Nya Sambil Bersandar Dan Meletakkan Satu Kaki-Nya di Atas Kaki Lain-Nya!!"

Banyak sekali bukti yang ia berikan. Di antaranya adalah riwayat yang tertera dalam Tafsir Thobari sebagaiberikut:

يا كعب أين ربنا؟ فقال له الناس: دقّ الله تعالى، أفتسال عن هذا؟ فقال كعب: دعوه، فإن يك عالما ازداد، وإن يك جاهلا تعلم . سألت أين ربنا، وهو على العرش العظيم متكئ، واضع إحدى رجليه على الأخرى

Kamudian Abu Salafi mulai mengomentari riwayat itu sebagai berikut:

"Dari sini kita dapat mengerti, bahwa Ka’ab begitu bersemangat menyebarkan akidah Yahudiahnya di tengah-tengah masyarakat Muslim. Dan tidak menutup kemungkinan ini adalah sebuah sandiwara Ka’ab dengan memerintahkan antek-anteknya untuk bertanya di kerumunan kaum Muslim tentang masalah tersebut dan agar Ka’ab berkesempatan menyisipkan akidah Yahudiahnya.

Anda berhak bertanya, dari sumber manakah Ka’ab (si pendeta kebanggaan kaum Salafi) itu mendapat konsep sesat tentang ketuhanan yang sangat bertentangan dengan kemaha sucian Allah SWT? Tidakkah Anda patut curiga bahwa Ka’ab sedang menyebar-luaskan akidah yahudiah yang ia terima dari ajara para pendeta Yahudi yang menjadi rujukan andalannya?"

Apakah Sahabat Ka'ab Menyebarkan Aqidah Yahudi Sebagaimana Yang Dikatakan Oleh Abu Salafy?


Tanggapan


Saya tidak mempersoalkan kritikan Abu Salafi terhadap aqidah wahhabi yang mengatakan Alloh duduk di atas arsy. Tetapi saya mempersolakan komentar Abu Salafi terkait Ka'ab. 

Menurut Abu Salafi: Ka'ab adalah seorang yahudi yang Menyebarkan Aqidah Yahudi di kalangan umat islam. Secara tidak langsung, ia menuduh Ka'ab Bin malik sebagai orang munafiq. 

Saya tidak tahu, mengapa Abu Salafi begitu bengis menjatuhkan vonis kepada Ka'ab Bin Malik hanya karena melihat riwayat di atas. 

Bukankah abu salafi mengetahui ilmu hadits? Bukankah ia tahu bagaimana memastikan kebenaran suatu riwayat dengan melihat ilmu mustolah hadits?

Akan sangat bijak jika sebelum memberi komentar bengis, ABu Salafi melakukan penelitian terlebih dahulu sebagaimana yang biasa ia lakukan ketika mengkritik aqidah wahhabi. Ia pastikan terlebih dahulu status riwayatnya. 

Sayang, abu salafi tidak melakukan hal itu sehingga ia melakukan suatu kesalahan fatal, dengan memberi komentar bengis kepda Ka'ab Bin Malik. 

Sanad Riwayat


Sanad Riwayat dalam tafsir Thobari yang dinukil oleh Abu Salafi adalah sebagaiberikut:

Muhammad Bin Manshur Atthusi bercerita kepadaku, dia berkata Husain Bin Muhammad bercerita kepadaku dari Abi Ma'syar, dari Muhammad Bin Qois. dia berkata: Seorang lelaki datang kepada ka'ab... 

Perhatikan nama perowi Abu Ma'syar. Dia adalah Najih Bin Abdur Rahman (Siyarul A'lam 7/435). Terkait Abu Ma'syar, para ulama telah memberikan komentar sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibn Hajar dalam Tahdzibu Tahzdib, sebagai berikut:

Ibnu Sa'ad berkata: Dho'if
Abu Dawud berkata: Abu Ma'syar memiliki banyak hadits munkar
As-Saji berkata: Haditsnya munkar
Daruquthni berkata: Dho'if
Al-Kholil berkata: Para ulama mendho'ifkan haditsnya

Setelah menyebutkan komentar para ulama terkait Abu Ma'syar, Ibnu Hajar berkata: Buruk sekali komentar ulama terkait Abu Ma'syar. 

Nilai buruk terhadap ABu Ma'syar juga dinukil dalam kitab tahzdibul kamal sebagaiberikut:

Ibnu Ma'in berkata:Haditsnya tidak kuat
Imam Bukhori berkata: Haditsnya munkar
Abu Dawud dan Nasai berkata: Dho'if
Imam Turmudzi berkata: Ia menjadi bahan pembicaraan sebagian ahli ilmu
Abu Zur'ah berkata: Haditsnya tidak kuat
Al-Madani berkata: Abu Ma'syar adalah orang tua yang dho'if, dhoif. Dia meriwayatkan hadits dari Muhammad Bin Qois. 

Dan masih banyak lagi kitab yang menukil komentar buruk terhadap Abu Ma'syar yang apabila disimpulkan maka riwayat Abu Ma'syar tidak bisa diterima sebab ia adalah perowi yang dho'if, perowi munkar, perowi yang menjadi bahan pembicaraan.

Jika riwayatnya tidak bisa diterima, lalu bagaimana Abu Salafi mengatakan Sahabat Ka'ab Menyebarkan Aqidah Yahudi???? Bukankah anda mengerti ilmu mustolah hadits wahhai Abu Salafy? Mengapa tidak anda gunakan? Kemana sikap objektif yang selama ini anda gemborkan?

Comments

Popular posts from this blog

Redaksi Sholawat Bidah Wahhbi

Sebagai sempalan yang lahir dari tempat timbulnya fitnah (Najed-red) tentu tidak afdhol jika wahhabi tidak usil terhadap amaliyah umat islam. Salah satunya adalah masalah membuat redaksi sholawat . Menurut wahhabi, redaksi sholawat harus datang dari Rosululloh. Redaksi yang tidak datang dari beliau berarti sholawat bidah yang sesat. Ustadz Achmad  Rofi’i, Lc. MM.Pd , d alam artikel berjudul Sholawat Yang Bukan Sholawat mengatakan: “Sholawat yang kita pelajari adalah bukan wewenang kita untuk mengarang-ngarang sendiri Redaksi / Kalimat Sholawat  tersebut, melainkan itu merupakan wewenang Rosuulullooh” Kontan mereka menyesatkan umat islam yang membaca sholawat badar, tibbil qulub, nariyah dan lain-lain yang rdaksinya disusun oleh ulama ahlu sunah waljamaah. Salah satu situs milik wahhabi akhwat.web.id pada 28- 2- 2008 merilis artikel berjudul Shalawat-Shalawat Bidah. Dalam artikel itu, wahhabi mencatat bebarapa sholawat yang mereka sebut bidah...

Nabi Muhammad Mempersaudarakan Muhajir dan Anshor

Persaudaraan  Muhajir dan Anshor Madinah yang saat itu bernama Yatsrib merupakan fase  baru  dalam hidup Nabi Muhammad . Di sini dimulainya suatu fase politik yang telah diperlihatkan oleh Muhammad dengan segala kecakapan, kemampuan dan pengalamannya, yang akan membuat orang jadi termangu, lalu menundukkan  kepala  sebagai  tanda  hormat  dan  rasa  kagum. Tujuannya yang pokok akan mencapai Yathrib - tanah airnya yang baru - ialah meletakkan dasar kesatuan politik dan organisasi, yang  sebelum  itu  di  seluruh  wilayah  Hijaz belum dikenal; sungguhpun jauh sebelumnya di Yaman memang sudah pernah ada. Sekarang Nabi Muhammad bermusyawarah dengan kedua wazirnya  Abu  Bakr dan  Umar  -  demikianlah  mereka dinamakan. Dengan sendirinya yang menjadi pokok pikirannya yang  mula-mula  ialah  menyusun barisan  kaum Muslimin serta mempererat persatuan...

Tafsir Surat An-Nisa : 47 Tentang Hari Sabtu

Tafsir Surat An-Nisa : 47 Tentang Hari Sabtu , - Dalam al-quran, diahir surat anisa’ ayat 47 terdapat kalimat (yang artinya) “atau kami laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari sabtu...” Di sana terdapat kalimat hari sabtu dan tentunya ini melahirkan pertanyaan tentang hari sabtu dan itulah yang ditanyakan oleh member grup Fiqih Madzhab Syafi’i yang saya dirikan di facebook. Berikut pertanyaan tentang Tafsir Surat An-Nisa Ayat 47 Tentang Hari Sabtu. Alam Poetra Losariez السلا م عليكم .... Mohon penjelasan para alim,ustadz,ustadzah . Dalam surat an_nisa ayat 47 (d terakhir surat )yangg ber bunyi : ٠٠٠٠اونلعنهم كما لعنا اصحب السبت وكان امرالله مفعولا(٤٧) “... ataw kami laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang(yang berbuat maksiat) pada hari sabat(sabtu).dan ketetapan bagi allah pasti berlaku(Q,S an_nisa ayat 47) Pertanyaannya ... : ada apa dengan hari sabtu ? apakah hari sabtu hari yang d istimewakan a...