Skip to main content

Maulid Nabi: Dalil Wahhabi Runtuh Oleh Fatwa Ibn Taimiyah

Dalil yang paling agung yang digunakan oleh wahhabi untuk mengharamkan (melarang-red) maulid nabi adalah bahwa Nabi, sahabat dan ulama salaf tidak pernah melakukan maulid nabi. Mereka menggunakan kaidah seandainya maulid perbuatan baik niscaya mereka melakukannya.

Pada kesempatan kali ini saya akan menukil fatwa Ibn Taimiyah yang oleh wahhabi digelari sebagai Syekhul islam untuk memperkuat bantahan saya dan sekaligus membuktikan bahwa dalil yang digunakan oleh para pelaku maulid nabi lebih kuat ketimbang dalil yang digunakan oleh wahhabi.

Melarang sesuatu dengan dalil bahwa hal itu tidak dilakukan sebelumnya disebut istishab oleh ulama ushul fiqih. Dengan demikian dalil yang digunakan oleh wahhabi untuk mengharamkan maulid nabi adalah istishab.

Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa istishab merupakan dalil yang paling lemah. Dalam Majmu’ Fatawa 23/15 dia berkata:
Maulid Nabi: Dalil Wahhabi Runtuh Oleh Fatwa Ibn Taimiyah

أَنَّ التَّمَسُّكَ بِمُجَرَّدِ اسْتِصْحَابِ حَالِ الْعَدَمِ أَضْعَفُ الْأَدِلَّةِ مُطْلَقًا وَأَدْنَى دَلِيلٍ يُرَجَّحُ عَلَيْهِ

Artinya: sesungguhnya berpedoman hanya dengan istishab keadaan tidak ada adalah merupakan dalil yang paling lemah dan rendah secara mutlak dan dapat dikalahkan.

Olehkarena istishab adalah dalil yang lemah maka ia kalah ketika bertentangan dengan dalil yang menetapkan sesuatu. Dalam Majmu’ Fatwa 13/16 Ibn Taimiyah berkata:
Maulid Nabi: Dalil Wahhabi Runtuh Oleh Fatwa Ibn Taimiyah
لَكِنْ الِاسْتِصْحَابُ يُرَجَّحُ بِهِ عِنْدَ التَّعَارُضِ وَمَا دَلَّ عَلَى الْإِثْبَاتِ مِنْ أَنْوَاعِ الْأَدِلَّةِ فَهُوَ رَاجِحٌ عَلَى مُجَرَّدِ اسْتِصْحَابِ النَّفْيِ وَهَذَا هُوَ الصَّوَابُ
Artinya: ... tetapi istishab dapat diungguli ketika bertentangan dan dalil-dalil yang menunjukan ketetapan lebih unggul atas istishab yang meniadakan. Penjelasan ini adalah yang benar.

Istishab yang digunakan sebagai dalil oleh wahhabi ternyata bertentangan dengan dalil-dalil peringatan maulid nabi. Mengenai dalil-dalil peringatan maulid nabi telah saya tulis dalam artikel Dalil Peringatan Maulid Nabi

Dengan merujuk pada fatwa Ibn Taimiyah,  berarti dalil yang digunakan oleh wahhabi runtuh. Wallohu a’lam.

Comments

Popular posts from this blog

Redaksi Sholawat Bidah Wahhbi

Sebagai sempalan yang lahir dari tempat timbulnya fitnah (Najed-red) tentu tidak afdhol jika wahhabi tidak usil terhadap amaliyah umat islam. Salah satunya adalah masalah membuat redaksi sholawat . Menurut wahhabi, redaksi sholawat harus datang dari Rosululloh. Redaksi yang tidak datang dari beliau berarti sholawat bidah yang sesat. Ustadz Achmad  Rofi’i, Lc. MM.Pd , d alam artikel berjudul Sholawat Yang Bukan Sholawat mengatakan: “Sholawat yang kita pelajari adalah bukan wewenang kita untuk mengarang-ngarang sendiri Redaksi / Kalimat Sholawat  tersebut, melainkan itu merupakan wewenang Rosuulullooh” Kontan mereka menyesatkan umat islam yang membaca sholawat badar, tibbil qulub, nariyah dan lain-lain yang rdaksinya disusun oleh ulama ahlu sunah waljamaah. Salah satu situs milik wahhabi akhwat.web.id pada 28- 2- 2008 merilis artikel berjudul Shalawat-Shalawat Bidah. Dalam artikel itu, wahhabi mencatat bebarapa sholawat yang mereka sebut bidah...

Nabi Muhammad Mempersaudarakan Muhajir dan Anshor

Persaudaraan  Muhajir dan Anshor Madinah yang saat itu bernama Yatsrib merupakan fase  baru  dalam hidup Nabi Muhammad . Di sini dimulainya suatu fase politik yang telah diperlihatkan oleh Muhammad dengan segala kecakapan, kemampuan dan pengalamannya, yang akan membuat orang jadi termangu, lalu menundukkan  kepala  sebagai  tanda  hormat  dan  rasa  kagum. Tujuannya yang pokok akan mencapai Yathrib - tanah airnya yang baru - ialah meletakkan dasar kesatuan politik dan organisasi, yang  sebelum  itu  di  seluruh  wilayah  Hijaz belum dikenal; sungguhpun jauh sebelumnya di Yaman memang sudah pernah ada. Sekarang Nabi Muhammad bermusyawarah dengan kedua wazirnya  Abu  Bakr dan  Umar  -  demikianlah  mereka dinamakan. Dengan sendirinya yang menjadi pokok pikirannya yang  mula-mula  ialah  menyusun barisan  kaum Muslimin serta mempererat persatuan...

Tafsir Surat An-Nisa : 47 Tentang Hari Sabtu

Tafsir Surat An-Nisa : 47 Tentang Hari Sabtu , - Dalam al-quran, diahir surat anisa’ ayat 47 terdapat kalimat (yang artinya) “atau kami laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari sabtu...” Di sana terdapat kalimat hari sabtu dan tentunya ini melahirkan pertanyaan tentang hari sabtu dan itulah yang ditanyakan oleh member grup Fiqih Madzhab Syafi’i yang saya dirikan di facebook. Berikut pertanyaan tentang Tafsir Surat An-Nisa Ayat 47 Tentang Hari Sabtu. Alam Poetra Losariez السلا م عليكم .... Mohon penjelasan para alim,ustadz,ustadzah . Dalam surat an_nisa ayat 47 (d terakhir surat )yangg ber bunyi : ٠٠٠٠اونلعنهم كما لعنا اصحب السبت وكان امرالله مفعولا(٤٧) “... ataw kami laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang(yang berbuat maksiat) pada hari sabat(sabtu).dan ketetapan bagi allah pasti berlaku(Q,S an_nisa ayat 47) Pertanyaannya ... : ada apa dengan hari sabtu ? apakah hari sabtu hari yang d istimewakan a...