Skip to main content

Posisi Berdiri Makmum

Islam adalah agama yang mengajarkan kerapihan. Ini dapat dilihat dari posisi berdiri makmum saat sholat berjamaah. Ya, Rosululloh SAW menyuruh umatnya agar meluruskan dan merapatkan barisan makmum.


Barangkali Posisi Berdiri Makmum saat berjamaah di masjid atau di musholah sudah pada tahu. Namun bagaimana jika kita berjamaah berdua kemudian ditengah-tengah sholat datang jama’ah masbuk?

Posisi Berdiri Makmum
Posisi Berdiri Makmum 
Itulah yang ditanyakan oleh Mas Sonhaji. Suatu hari ia berjamaah dengan kakaknya. Setelah mendapat satu rakaat datanglah adiknya ikut berjamaah. Pertanyaan: bagaimana posisi berdiri makmum yang benar dalam kondisi seperti itu?

Jawab: 

Ketika berjamaah hanya dilakukan berdua dengan imam, bagi makmum disunahkan berada di arah kanan belakang imam. Apabila ada makmum masbuk yang hendak mengikuti jamaah disunahkan mengambil posisi disebelah kiri imam.

Kemudian disunahkan bagi Imam untuk sedikit maju kedepan atau makmum sedikit mundur ke belakang. Jika hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, maka boleh melakukan sebisanya.

Refrensi: Hasyiah Bujairimi ‘Alal Khothib juz 2 hlm 135 cet Darul Fikr.

ويسن ان يقف الذكر ولو صبيا عن يمين الإ مام وان يتأخر عنه قليلا للاء تباع واستعمالا للا دب. فان جاء ذكر اخر احرم عن يساره ثم يتقدم الامام او يتاءخران في قيام وهو افضل. هذا اذا امكن من التقدم والتاخر والا فعل الممكن.


Artinya: “(Ketika berjamaah) seseorang walaupun ia anak kecil disunahkan berdiri di sebelah kanan imam dan hendaknya ia sedikit mundur dari imam. Hal ini karena mengikuti serta karena menerapkan adab. 

Apabila ada orang lain yang datang, maka orang tersebut takbir di sebelah kiri imam kemudian imam maju sementara dua orang makmumnya mundur. Cara ini adalah yang lebih utama. Hal ini adalah apabila mengkin untuk melakukannya. Jika tidak mungkin maka boleh melakukan sebisanya.Wallohu a’lam.

Comments

Popular posts from this blog

Tafsir Surat An-Nisa : 47 Tentang Hari Sabtu

Tafsir Surat An-Nisa : 47 Tentang Hari Sabtu , - Dalam al-quran, diahir surat anisa’ ayat 47 terdapat kalimat (yang artinya) “atau kami laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari sabtu...” Di sana terdapat kalimat hari sabtu dan tentunya ini melahirkan pertanyaan tentang hari sabtu dan itulah yang ditanyakan oleh member grup Fiqih Madzhab Syafi’i yang saya dirikan di facebook. Berikut pertanyaan tentang Tafsir Surat An-Nisa Ayat 47 Tentang Hari Sabtu. Alam Poetra Losariez السلا م عليكم .... Mohon penjelasan para alim,ustadz,ustadzah . Dalam surat an_nisa ayat 47 (d terakhir surat )yangg ber bunyi : ٠٠٠٠اونلعنهم كما لعنا اصحب السبت وكان امرالله مفعولا(٤٧) “... ataw kami laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang(yang berbuat maksiat) pada hari sabat(sabtu).dan ketetapan bagi allah pasti berlaku(Q,S an_nisa ayat 47) Pertanyaannya ... : ada apa dengan hari sabtu ? apakah hari sabtu hari yang d istimewakan a...

Terjemahan Kitab Aqidatul Awam

Terjemahan Kitab Aqidatul Awam Kitab aqidatul awam   adalah kitab tipis karya Sayyid Ahmad Marzuqi. Kitab yang berjumlah 57 bait ini merupakan konsep aqidah asyariyah.  Secara global kitab ini membahas rukun iman yang jumlahnya ada enam; iman kepada Alloh, Iman kepada malaikat Alloh, Iman kepada kitab Alloh, Iman kepada para Nabi, Iman kepada qodho dan qodar, dan iman kepada hari ahir. Oleh karena itu kitab ini sangat penting kita kaji demi menjaga aqidah kita agar tidak teracuni oleh aqidah sesat yang belakangan ini menjamur di Indonesia. Namun karena kitab Aqidatul Awam menggunakan bahasa arab, maka saya pikir perlu diadakan pengalihan bahasa supaya kandungan kitab ini bisa dipahami oleh mereka yang belum belajar bahasa arab. Berikut Terjemahan Kitab Aqidatul Awam. Muqodimah أَبْـدَأُ بِـاسْمِ اللهِ وَالرَّحْـمَنِ ۩ وَبِالرَّحِـيْـمِ دَائـِمِ اْلإِحْـسَانِ Saya mulai dengan asmanya Allah; yang Pengasih Sayang artinya bismillah. فَالْحَـمْـدُ ِللهِ الْـ...

Redaksi Sholawat Bidah Wahhbi

Sebagai sempalan yang lahir dari tempat timbulnya fitnah (Najed-red) tentu tidak afdhol jika wahhabi tidak usil terhadap amaliyah umat islam. Salah satunya adalah masalah membuat redaksi sholawat . Menurut wahhabi, redaksi sholawat harus datang dari Rosululloh. Redaksi yang tidak datang dari beliau berarti sholawat bidah yang sesat. Ustadz Achmad  Rofi’i, Lc. MM.Pd , d alam artikel berjudul Sholawat Yang Bukan Sholawat mengatakan: “Sholawat yang kita pelajari adalah bukan wewenang kita untuk mengarang-ngarang sendiri Redaksi / Kalimat Sholawat  tersebut, melainkan itu merupakan wewenang Rosuulullooh” Kontan mereka menyesatkan umat islam yang membaca sholawat badar, tibbil qulub, nariyah dan lain-lain yang rdaksinya disusun oleh ulama ahlu sunah waljamaah. Salah satu situs milik wahhabi akhwat.web.id pada 28- 2- 2008 merilis artikel berjudul Shalawat-Shalawat Bidah. Dalam artikel itu, wahhabi mencatat bebarapa sholawat yang mereka sebut bidah...