Sebagai sempalan
yang lahir dari tempat timbulnya fitnah (Najed-red) tentu tidak afdhol jika
wahhabi tidak usil terhadap amaliyah umat islam. Salah satunya adalah masalah
membuat redaksi sholawat.
Menurut wahhabi,
redaksi sholawat harus datang dari Rosululloh. Redaksi yang tidak datang dari
beliau berarti sholawat bidah yang sesat. Ustadz
Achmad Rofi’i, Lc. MM.Pd, dalam artikel berjudul Sholawat Yang Bukan Sholawat mengatakan:
“Sholawat yang kita pelajari adalah bukan
wewenang kita untuk mengarang-ngarang sendiri Redaksi /
Kalimat Sholawat tersebut, melainkan itu merupakan wewenang
Rosuulullooh”
Kontan mereka
menyesatkan umat islam yang membaca sholawat badar, tibbil qulub, nariyah dan
lain-lain yang rdaksinya disusun oleh ulama ahlu sunah waljamaah.
Salah satu situs
milik wahhabi akhwat.web.id pada 28- 2- 2008 merilis artikel berjudul
Shalawat-Shalawat Bidah. Dalam artikel itu, wahhabi mencatat bebarapa sholawat
yang mereka sebut bidah sesat karena redaksinya tidak datang dari Rosululloh
SAW.
Intinya, menurut wahhabi membuat redaksi sholawat adalah perbuatan bidah yang sesat.
Namun setelah
saya melakukan penelitian sekalipun kecil-kecilan ternyata pendapat wahhabi adalah kedustaan yang sangat nyata.
Sebab, pada kenyataannya mereka menciptakan redaksi sholawat.
Dalam muqodimah kitab Al-Khuthob Al-Mimbariyah,
Muhammad Bin Abdul Wahhab menulis sholawat dengan redaksi sebagai berikut:
اللهم
صل على عبدك ورسولك محمد وعلى آله وأصحابه الذين هم بهديه مستمسكون، وسلم
تسليما كثيرا.
Silahkan lihat screen shotnya:
Dalam muqodimah kitab Syarah Manzhumah
Al-Qowa’id Wal Ushul, Utsaimin menulis sholawat dengan redaksi sebagai berikut:
فصلوات الله
وسلامه عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
Silahkan lihat screen shotnya:
Dalam muqodimah kitab Ahkamun Nisa’, Al-bani
menulis sholawat dengan redaksi sebagai berikut:
والصلاة والسلام
على من أرسله هاديًا , وبشيرًا , ونذيرًا
Dalam redaksi sholawat yang diulis oleh
Muhammad Bin Abdul Wahhab terdapat kalimat.. “Hum bihadihi mustamsikun”. Dalam
redaksi sholawat yang tulis oleh Utsaimin terdapat kalimat “waman tabi’ahum bi
ihsan ila yaumiddin.” Dalam redaksi sholawat yang tulis oleh Al-bani terdapat
kalimat “man arsalahu hadiyan, basyiron wa nadziro.”
Apakah Rosululloh SAW pernah mengajarkan
sholawat yang didalamnya terdapat kalimat-kalimat tersebut? Jawabannya adalah
Tidak… Tidak… dan Tidak… Kalimat-kalimat tersebut adalah bid’ah ciptaan ulama
wahhabi.
Mohon dibedakan antara membaca shalawat, dan bershalawat ketika nama Rasulullah disebut, atau bershalawat yang berisi doa,.
ReplyDeleteKalau membaca shalawat yang ada di postingan itu adalah bacaan shalawat yang bisa kita gunakan sebagai doa , juga bisa digunakan sebagai shalawat dalam shalat,
Dan shalawat dalam shalat itu adalah hal yang sudah paten, wajib ada dalilnya,
Adapun kalau sekedar bershalawat ketika mendengar kata Rasulullah disebut, maka bebas ucapannya, bisa shalallahu ‘alaihi wasallam, bisa juga dgn kalimat lain, bisa juga dengan lafadz yg diajarkan oleh Rasulullah,.
nah, yang para ulama tulis di kitab2nya, itu bukanlah lafadz shalawat yg dimaksud,
Bukankah para ulama tersebut tidak membaca shalawat tsb didalam shalatnya.
Jadi tidak benar jika para ulama ngarang2 sendiri shalawatnya,.
https://aslibumiayu.wordpress.com/2012/05/10/keutamaan-shalawat-dan-8-lafadz-shalawat-yg-diajarkan-rasulullah/
Mohon dibedakan antara membaca shalawat, dan bershalawat ketika nama Rasulullah disebut, atau bershalawat yang berisi doa,.
Delete================
Setahu saya yang namanya sholawat itu doa untuk kebaikan. Jadi Kagak ada perbedaan antara tiga sholawat yang nt katakan itu. Yang namanya sholawat ya mendoakan nabi. Kecuali jika nt mau membuat perkara baru dengan membuat definisi baru :)
# Jadi tidak benar jika para ulama ngarang2 sendiri shalawatnya,.
Delete================
Ternyata ulama wahhabi ngarang sholawat. Jadi mereka kagak benar ya.. :)
* nah, yang para ulama tulis di kitab2nya, itu bukanlah lafadz shalawat yg dimaksud,
DeleteBukankah para ulama tersebut tidak membaca shalawat tsb didalam shalatnya.
=====================
Apa anda kira sholawat nariyah, badriyah, barzanji dibaca dalam sholat? weleh weleh... Parah banget fitnahan nt :)
Sebelum mencela seorang tokoh karena dianggap bid'ah, ikuti dulu kaidah pembid'ahan menurut Syafi'iyah:
ReplyDeletehttps://tulisansulaifi.wordpress.com/2016/10/28/sunnah-tarkiyah-dan-bidah-idhafiyah-menurut-ulama-syafiiyah/
Sudah dijawab pak
Deletehttps://qosimaly.blogspot.com/2016/07/pengertian-bidah-dalil-dan-cara.html?m=1