Skip to main content

Berma’mum Dengan Orang Yang Sholat Sunah

1. Bolehkah menjadikan seorang yang sedang sholat qobliyah maghrib sebagai imam sholat qodo’?

2. Bagaimana posisi shof nya?

Jawab:

1. Boleh. Namun hukumnya khilaful aula.

Refrensi ; I’anatuth Tholibin juz 2 hlm 7 cet. Darul Fikr.

صلاة الجماعة في أداء مكتوبة سنة مؤكدة... الي أن قال... وخرج بالأداء القضاء. نعم ان اتفقت مقضية الإمام والمأ موم سنت الجماعة وإلا فخلاف الأولي. (اعنة الطا لبين ج 2 ص 7 مكتية دارالفكر(

Artinya: “sholat jama’ah dalam sholat wajib pada waktunya hukumnya sunah muakad (dikuatkan)...... dikecualikan sholat qodho’. Ya, jika sholat imam dan ma’mum sama maka disunahkan berjama’ah. Jika tidak maka khilaful aula.

2. Posisi shofnya seperti posisi shof ketika berjamaah hanya dengan imam yakni Ketika berjamaah hanya dilakukan berdua dengan imam, bagi makmum sunah berada di belakang arah kanan imam.

Apabila ada orang lain yang hendak mengikuti jamaah disunahkan mengambil posisi disebelah kirinya imam. Kemudian disunahkan bagi Imam untuk sedikit maju kedepan atau makmum sedikit mundur ke belakang. Jika hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, maka boleh melakukan sebisanya.

Refrensi: Hasyiah Bujairimi ‘Alal Khothib juz 2 hlm 135 cet Darul Fikr.

ويسن ان يقف الذكر ولو صبيا عن يمين الإ مام وان يتأخر عنه قليلا للاء تباع واستعمالا للا دب. فان جاء ذكر اخر احرم عن يساره ثم يتقدم الامام او يتاءخران في قيام وهو افضل. هذا اذا امكن من التقدم والتاخر والا فعل الممكن ) حاشية البجيرمي علي الخطيب ج 2 ص 135 مكتبة دار الفكر(

Artinya:  (Ketika berjamaah) seseorang walaupun ia anak kecil disunahkan berdiri di sebelah kanan imam dan hendaknya ia sedikit mundur dari imam.

Hal ini karena mengikuti serta karena menerapkan adab. Apabila ada orang lain yang datang, maka orang tersebut takbir di sebelah kiri imam kemudian imam maju sementara dua orang makmumnya mundur.


Cara ini adalah yang lebih utama. Hal ini adalah apabila mengkin untuk melakukannya. Jika tidak mungkin maka boleh melakukan sebisanya. Wallohu a’lam

Comments

Popular posts from this blog

Redaksi Sholawat Bidah Wahhbi

Sebagai sempalan yang lahir dari tempat timbulnya fitnah (Najed-red) tentu tidak afdhol jika wahhabi tidak usil terhadap amaliyah umat islam. Salah satunya adalah masalah membuat redaksi sholawat . Menurut wahhabi, redaksi sholawat harus datang dari Rosululloh. Redaksi yang tidak datang dari beliau berarti sholawat bidah yang sesat. Ustadz Achmad  Rofi’i, Lc. MM.Pd , d alam artikel berjudul Sholawat Yang Bukan Sholawat mengatakan: “Sholawat yang kita pelajari adalah bukan wewenang kita untuk mengarang-ngarang sendiri Redaksi / Kalimat Sholawat  tersebut, melainkan itu merupakan wewenang Rosuulullooh” Kontan mereka menyesatkan umat islam yang membaca sholawat badar, tibbil qulub, nariyah dan lain-lain yang rdaksinya disusun oleh ulama ahlu sunah waljamaah. Salah satu situs milik wahhabi akhwat.web.id pada 28- 2- 2008 merilis artikel berjudul Shalawat-Shalawat Bidah. Dalam artikel itu, wahhabi mencatat bebarapa sholawat yang mereka sebut bidah...

Nabi Muhammad Mempersaudarakan Muhajir dan Anshor

Persaudaraan  Muhajir dan Anshor Madinah yang saat itu bernama Yatsrib merupakan fase  baru  dalam hidup Nabi Muhammad . Di sini dimulainya suatu fase politik yang telah diperlihatkan oleh Muhammad dengan segala kecakapan, kemampuan dan pengalamannya, yang akan membuat orang jadi termangu, lalu menundukkan  kepala  sebagai  tanda  hormat  dan  rasa  kagum. Tujuannya yang pokok akan mencapai Yathrib - tanah airnya yang baru - ialah meletakkan dasar kesatuan politik dan organisasi, yang  sebelum  itu  di  seluruh  wilayah  Hijaz belum dikenal; sungguhpun jauh sebelumnya di Yaman memang sudah pernah ada. Sekarang Nabi Muhammad bermusyawarah dengan kedua wazirnya  Abu  Bakr dan  Umar  -  demikianlah  mereka dinamakan. Dengan sendirinya yang menjadi pokok pikirannya yang  mula-mula  ialah  menyusun barisan  kaum Muslimin serta mempererat persatuan...

Tafsir Surat An-Nisa : 47 Tentang Hari Sabtu

Tafsir Surat An-Nisa : 47 Tentang Hari Sabtu , - Dalam al-quran, diahir surat anisa’ ayat 47 terdapat kalimat (yang artinya) “atau kami laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari sabtu...” Di sana terdapat kalimat hari sabtu dan tentunya ini melahirkan pertanyaan tentang hari sabtu dan itulah yang ditanyakan oleh member grup Fiqih Madzhab Syafi’i yang saya dirikan di facebook. Berikut pertanyaan tentang Tafsir Surat An-Nisa Ayat 47 Tentang Hari Sabtu. Alam Poetra Losariez السلا م عليكم .... Mohon penjelasan para alim,ustadz,ustadzah . Dalam surat an_nisa ayat 47 (d terakhir surat )yangg ber bunyi : ٠٠٠٠اونلعنهم كما لعنا اصحب السبت وكان امرالله مفعولا(٤٧) “... ataw kami laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang(yang berbuat maksiat) pada hari sabat(sabtu).dan ketetapan bagi allah pasti berlaku(Q,S an_nisa ayat 47) Pertanyaannya ... : ada apa dengan hari sabtu ? apakah hari sabtu hari yang d istimewakan a...