Skip to main content

Runtuhnya Dalil Wahhabi Terkait Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Kesalahan mendasar yang terjadi pada orang-orang yang anti tehadap Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang tersebar pada orang-orang wahhabi adalah pada kenyataannya mereka sendiri tidak memiliki dalil untuk mengharamkan maulid nabi.

Namun mereka memiliki anggapan bahwa setiap hal yang tidak dicontohkan oleh nabi, sahabat dan ulama salaf yang hidup pada kurun ke-tiga hijriyah adalah sesuatu yang bid’ah dholalah.

Berangkat dari hayalan ini kemudian mereka menghabiskan waktu untuk berdebat melalui berbagai media dengan menggunakan selogan “menebar sunah dan memerangi bid’ah”.

Demi menanggapi hayalan para penentang Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu saya katakan bahwa tidak setiap hal yang tidak dicontohkan oleh nabi, sahabat dan ulama salaf yang hidup pada kurun ke-tiga hijriyah adalah sesuatu yang bid’ah dholalah.

Runtuhnya Dalil Wahhabi Terkait Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAWBukti Sahabat Nabi Melakukan Hal Yang Tidak Dilakukan Oleh Nabi.

Setelah memerangi orang murtad, banyak para penghafal quran yang meninggal dunia. Konon ada sekitar 7.000. melihat realitas ini Sayyidina Umar Ra mengajukan saran kepada Kholifah Abu Bakar Ra agar melakukan pengumpulan al-quran dalam satu mushaf.

Sayyidina Abu Bakar Ra menolak saran itu. Alasannya karena Nabi Muhammad tidak pernah melakukannya.

“Bagaimana mungkin saya melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi?” Tolak Abu Bakar atas saran Umar. Sayyidina Umar Ra berkata: “Demi Alloh, ini adalah sesuatu yang baik.”

Alasan Abu Bakar menolak ide Umar adalah karena Nabi Muhammad tidak pernah melakukan pengumpulan al-quran dalam satu mushaf. Namun alasan tersebut ditolak oleh Umar ra dengan dalih bahwa sekalipun Nabi Muhammad tidak pernah melakukan pengumpulan al-quran dalam satu mushaf namun hal itu adalah sesuatu yang baik.

Maka ini merupakan bukti bahwa tidak setiap hal yang tidak dicontohkan oleh nabi adalah sesuatu yang bid’ah dholalah.

Ulama Salaf Melakukan Hal Yang Tidak Pernah Dilakukan Oleh Nabi dan Sahabat Nabi.

Dijaman nabi dan sahabat tidak ada tanda baca al-quran. Terdapat perbedaan riwayat mengenai siapa orang yang pertama kali memberi harokat pada al-qur'an namun Mayoritas ulama' berpendapat, bahwa Imam Abul Aswad Ad-Du'ali adalah orang yang pertama kali memberi harokat pada Al-qur'an.

Harokat yang beliau berikan adalah berupa tanda titik ; harokat fathah diberikan tanda titik pada permulaan hurufnya, dhommah tandanya terdapat titik diakhir huruf, sedangkan kasroh diberi tanda titik pada permulaan huruf yang diletakkan dibawah hurufnya.

Setelah itu, Imam Kholil bin Ahmad Al-Farohidi menyempurnakan harokat yang masih berupa tanda yang dibuat oleh Imam Abul Aswad Ad-Du'ali tersebut dengan bentuk yang lebih detail ; Fathah diberi tanda alif kecil yang ditempatkan diatas huruf dan ditaruh dibawah sebagai tanda kasroh, sedangkan untuk dhommah diberi tanda kepala dhommah yang berbentuk kecil diatas huruf.
Selain itu beliau juga menambahkan tanda baca tasydid untuk menandai huruf yang disyaddah.

Jadi kesimpulannya, orang yang pertama kali memberikan harokat pada mushaf al-qur'an adalah Imam Abul aswad Ad-Du'ali, kemudian disempurnakan hingga berupa harokat seperti yang kita gunakan saat ini, oleh Imam Kholil bin Ahmad.

Berikut keterangan ulama wahhabi Dr. Abdullah bin Muhammad al-Muthlaq dalam artikel yang berjudul al-Quran al-Karim bi Khatti Braille li al-Makfufin. Artikel ini diterbitkan dalam Jurnal al-Buhuts al-Islamiyah, volume 66, hlm. 337.

لا يدخل في الرسم العثماني الأمور التالية
أولا : النقط التي تتميز بها الحروف فإنها إنما ألحقت بالحروف العربية في عصر التابعين وكانت الحروف قبل ذلك تكتب غير منقوطة . قال أبو عمرو عثمان بن سعيد الداني المتوفى سنة 444 هـ: ” باب ذكر من نقط المصاحف أولا من التابعين ومن كره ذلك ومن ترخص فيه من العلماء: اختلفت الرواية لدينا فيمن ابتدأ بنقط المصاحف من التابعين فروينا أن المبتدئ بذلك كان أبا الأسود الدؤلي . وروينا أن ابن سيرين كان عنده مصحف نقطه يحيى بن يعمر وأن يحيى أول من نقطها”

Beberapa hal berikut, tidak termasuk dalam naskah mushaf Utsmani:
Pertama, titik yang membedakan antara satu huruf dengan huruf lainnya [misal, titik pada huruf-huruf: ي؛ ب؛ ت؛ ن؛ ث؛ . kita bisa tahu bedanya, karena titik]. Titik-titik ini baru dibubuhkan pada huruf arab di zaman tabiin. Sementara huruf-huruf sebelum masa itu, semuanya ditulis tanpa titik.

Abu Amr, Utsman bin Said ad-Dani (w. 444 H) mengatakan, ‘Penjelasan tentang titik pada mushaf pertama kali terjadi di masa tabiin. Dan penjelaan tentang ulama yang membenci titik ini dan ada yang memberi keringanan.

Ada perbedaan riwayat yang kami miliki tentang siapa yang memulai pertama kali memberikan titik dalam mushaf di zaman tabiin. Kami mendapat riwayat bahwa yang melakukan pemberian titik pertama adalah Abul Aswad ad-Duali.

Kami juga mendapat riwayat bahwa Ibnu Sirin memiliki mushaf yang hurufnya ada titiknya, dimana yang memberi titik adalah Yahya bin Ya’mar. Dan bahwa Yahya adalah orang yang pertama kali memberi titik mushaf.’ (Kitab: an-Nuqath al-Mathbu’ ma’a al-Muqni’ fi Ma’rifati Marsum Mashahif Ahli Amshar, hlm. 129).

Ini merupakan bukti bahwa Ulama Salaf Melakukan Hal Yang Tidak Pernah Dilakukan Oleh Nabi dan Sahabat Nabi.

Ulama Mutaakhir Melakukan Hal Yang Tidak Pernah Dilakukan Oleh Nabi, Sahabat, dan Ulama Salaf.

Para Imam di Masjidil-Haram selalu memperpanjang doa qunut witirnya melebihi apa yang diriwiyatkan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Menurut web Sisi Lain Arab Saudi bacaan kunut yang dibaca oleh imam masjidil haram memerlukan waktu 30 menit. 

Hal ini pun dibenarkan oleh asy-Syaikh al-Utsaimin dalam salah satu risalahnya yang membahas qunutPadahal menurut Alsofwah.or.id do'a yang dituntunkan Rasul shallallahu alaihi wasallam dalam qunut witir adalah ringan dan mudah.

Dari Hasan bin Ali radhiallahu anhuma , ia berkata: "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajariku beberapa kalimat yang aku ucapkan (sebagai do'a) dalam qunut witir yaitu: 

"Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang Engkau beri petunjuk, berilah aku ampunan sebagaimana orang yang Engkau beri ampunan, uruslah aku sebagaimana orang yang Engkau urus, berilah berkah apa yang Engkau berikan kepadaku, jauhkanlah aku dari kejelekan qadha' (ketentuan)Mu, sesungguhnya Engkau yang menentukan qadha' dan tidak ada yang memberi qadha' kepadaMu, sesungguhnya orang yang Engkau tolong tidak akan terhina, dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia, Mahasuci Engkau wahai Tuhan kami dan Mahatinggi Engkau."(HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits ini hasan). Dan tidak diketahui dari Nabi shallallahu alaihi wasallam do'a qunut yang lebih baik dari ini.

Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam pada akhir shalat witir mengucapkan: 

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan ridhaMu dari kemurkaanMu, dan dengan ampunanMu dari siksaMu dan aku berlindung kepadaMu daripada (murka dan siksa)Mu, aku tidak (bisa) menghitung (banyaknya) pujian atasMu sebagaimana pujianMu atas DiriMu Sendiri." (HR. Ahmad dan Ahlus Sunan). 

Pertanyaan Buat Wahhabi

Apakah Nabi Muhamad pernah mengumpulkan atau memerintah mengumpulkan al-quran dalam satu mushaf? Apakah sahabat nabi pernah memberi tanda baca dalam al-quran? Apakah nabi, sahabat dan ulama salaf pernah memanjangkan doa qunut?

Tentu saja, wahhabi akan menjawab TIDAK PERNAH. Nabi tidak pernah mengumpulkan al-quran dalam satu mushaf. Sahabat tidak pernah memberi tanda harakat dalam al-quran. Ulama salaf tidak pernah memanjangkan doa kunut witir.

Apakah kalian menyebut semua itu bid’ah yang sesat? Ternyata kalian tidak menyebut semua itu sebagai bidah yang sesat. Maka saya katakan bahwa tidak setiap hal yang tidak dicontohkan oleh nabi, sahabat dan ulama salaf adalah sesuatu yang bid’ah dholalah.

Jadi dalil yang digunakan oleh wahhabi untuk mengharamkan maulid nabi; untuk menyebut maulid sebagai amalan bidah yang sesat yaitu karena nabi, sahabat dan ulama salaf tidak melakukan maulid nabi, (dalil mereka) runtuh sebab pada kenyataannya wahhabi melegalkan amalan lain yang tidak dilakukan oleh nabi, sahabat dan ulama salaf. Wallohu a'lam.

Comments

  1. Assalamu'alaykum. Semoga Allah memberi hidayah pada orang2 yg tertutup hatinya dari hidayah tersebut, saya, Anda, bukan siapa2. Tapi Allah dan Rasul berhak menentukan agama ini, jadi kalo saya atau Anda kurang faham agama, mari kita pelajari sebelum menghakimi. Ingat, bid'ah tidak ada yg baik ataupun buruk, bid'ah ya bid'ah. Yang bilang siapa? Rasulullah sendiri, barangsiapa yg mengada-adakan sesuatu pada agama kami, maka tempatnya adalah Neraka. Tidak percaya, mangga dicari, soal wahabi, beliau yg memberantas bid'ah untuk siapa? Kaum2 sesat. Salaf itu apa? Dahulu. Siapa yg disebut salaf itu? Rasulullah dan Para Sahabatnya. Jadi, kalo saya atau Anda tidak suka dengan ajaran salaf, Allah menantang dalam al Qur'an untuk membuat agama sendiri. Wallahu 'alam bishawab. Kalo saya salah mohon maaf dan saya bertaubat dari kesalahan saya, begitu juga saya harap pada Anda. Wa'alaykumussalam.

    ReplyDelete
  2. Wa alaikum salam...
    Jadi, kalo saya atau Anda tidak suka dengan ajaran salaf, Allah menantang dalam al Qur'an untuk membuat agama sendiri.
    ================
    APakah anda mampu menunjukan kalimat mana dalam artikel ini yang menunjukan hal itu?

    ReplyDelete
  3. Assalamu'alaikum Wr.Wb

    Teman-teman salafi/wahabi sebenarnya sdh luar biasa ilmu pengetahuannya, tinggal ditingkatkan ke-fahaman ber-islamnya. (imaniyah, ibadah, mu'amalah, mu'asyarah dan akhlaq). sayangnya, kaum salafy indonesia ini yg unggul hanya dibidang 'kafir-mengkafirkan, bid'ah membid'ahkan, melihat orang lain, pasti salah, untuk dinasihati udah merasa paling bener sendiri, ..... baru hafal beberapa hadits, sudah merasa lebih faqih dari fuqoha yg sudah hafidz qur'an + hufadz ribuan hadits.. Astagfirullah, laa haula walaa quwwata illa billah....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Redaksi Sholawat Bidah Wahhbi

Sebagai sempalan yang lahir dari tempat timbulnya fitnah (Najed-red) tentu tidak afdhol jika wahhabi tidak usil terhadap amaliyah umat islam. Salah satunya adalah masalah membuat redaksi sholawat . Menurut wahhabi, redaksi sholawat harus datang dari Rosululloh. Redaksi yang tidak datang dari beliau berarti sholawat bidah yang sesat. Ustadz Achmad  Rofi’i, Lc. MM.Pd , d alam artikel berjudul Sholawat Yang Bukan Sholawat mengatakan: “Sholawat yang kita pelajari adalah bukan wewenang kita untuk mengarang-ngarang sendiri Redaksi / Kalimat Sholawat  tersebut, melainkan itu merupakan wewenang Rosuulullooh” Kontan mereka menyesatkan umat islam yang membaca sholawat badar, tibbil qulub, nariyah dan lain-lain yang rdaksinya disusun oleh ulama ahlu sunah waljamaah. Salah satu situs milik wahhabi akhwat.web.id pada 28- 2- 2008 merilis artikel berjudul Shalawat-Shalawat Bidah. Dalam artikel itu, wahhabi mencatat bebarapa sholawat yang mereka sebut bidah...

Nabi Muhammad Mempersaudarakan Muhajir dan Anshor

Persaudaraan  Muhajir dan Anshor Madinah yang saat itu bernama Yatsrib merupakan fase  baru  dalam hidup Nabi Muhammad . Di sini dimulainya suatu fase politik yang telah diperlihatkan oleh Muhammad dengan segala kecakapan, kemampuan dan pengalamannya, yang akan membuat orang jadi termangu, lalu menundukkan  kepala  sebagai  tanda  hormat  dan  rasa  kagum. Tujuannya yang pokok akan mencapai Yathrib - tanah airnya yang baru - ialah meletakkan dasar kesatuan politik dan organisasi, yang  sebelum  itu  di  seluruh  wilayah  Hijaz belum dikenal; sungguhpun jauh sebelumnya di Yaman memang sudah pernah ada. Sekarang Nabi Muhammad bermusyawarah dengan kedua wazirnya  Abu  Bakr dan  Umar  -  demikianlah  mereka dinamakan. Dengan sendirinya yang menjadi pokok pikirannya yang  mula-mula  ialah  menyusun barisan  kaum Muslimin serta mempererat persatuan...

Tafsir Surat An-Nisa : 47 Tentang Hari Sabtu

Tafsir Surat An-Nisa : 47 Tentang Hari Sabtu , - Dalam al-quran, diahir surat anisa’ ayat 47 terdapat kalimat (yang artinya) “atau kami laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari sabtu...” Di sana terdapat kalimat hari sabtu dan tentunya ini melahirkan pertanyaan tentang hari sabtu dan itulah yang ditanyakan oleh member grup Fiqih Madzhab Syafi’i yang saya dirikan di facebook. Berikut pertanyaan tentang Tafsir Surat An-Nisa Ayat 47 Tentang Hari Sabtu. Alam Poetra Losariez السلا م عليكم .... Mohon penjelasan para alim,ustadz,ustadzah . Dalam surat an_nisa ayat 47 (d terakhir surat )yangg ber bunyi : ٠٠٠٠اونلعنهم كما لعنا اصحب السبت وكان امرالله مفعولا(٤٧) “... ataw kami laknat mereka sebagaimana kami melaknat orang-orang(yang berbuat maksiat) pada hari sabat(sabtu).dan ketetapan bagi allah pasti berlaku(Q,S an_nisa ayat 47) Pertanyaannya ... : ada apa dengan hari sabtu ? apakah hari sabtu hari yang d istimewakan a...